Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri langkah-langkah-pelaksanaan-pekerjaan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri langkah-langkah-pelaksanaan-pekerjaan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating

Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating dilaksanakan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

Persiapan
  • Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
  • Approval material yang akan digunakan.
  • Persiapan lahan kerja.
  • Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
  • Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe, kuas, roll, ember, air, dll.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating dilaksanakan mengikuti langkah Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating
Pelaksanaan Waterproofing Coating

Pelaksanaan pekerjaan water proofing coating
  • Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.
  • Cek permukaan lantai dan dinding  secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
  • Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
  • Kikis permukaan lantai dan dinding  yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau kape scrabe.
  • Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu  dengan sikat kawat dan air bersih.
  • Aplikasi waterproofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
  • Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding diperkuat dengan serat fiberglass.
  • Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm (atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
  • Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
  • Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu Kali

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
  • Approval material yang akan digunakan.
  • Persiapan lahan kerja.
  • Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
  • Persiapan alat bantu kerja, antara lain :  theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
  • Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu kali.
  • Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :


  • Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
  • Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai rencana.
  • Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
  • Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
  • Hamparkan pasir urug dan ratakan.
  • Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
  • Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
  • Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
  • Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga besar.
  • Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
  • Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali yang terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengukuran dan tahap pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan.

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plint Keramik

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plint Keramik adalah sebagai berikut :

Persiapan
  • Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.
  • Approval material yang akan digunakan.
  • Persiapan lahan kerja.
  • Persiapan material kerja, antara lain : keramik plint 10x40 cm, semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll.
  • Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, gerinda, meteran, palu karet, benang, dll.

Pelaksanaan Pek. Plint Keramik

Pengukuran
  • Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) pada dinding yang akan dipasang plint keramik.

Pekerjaan pasang plint keramik dinding
  • Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bagian bawah jangan diplester + aci dahulu agar tidak ada pekerjaan bobokan.
  • Rendam plint keramik dalam air.
  • Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat menggunakan acian.
  • Pada saat pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan keramik yang rata.
  • Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
  • Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum dan GRC

Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum dan GRC adalah sebagai berikut:

Persiapan
  • Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
  • Approval material yang akan digunakan.
  • Persiapan lahan kerja.
  • Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
  • Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

Pengukuran
  • Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan selang air.
  • Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Gb. Pelaksanaan Pek. Plafond Gypsum dan GRC

Pasang rangka hollow
  • Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow  pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
  • Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton  dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.
  • Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
  • Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

Pemasangan plafond gypsum dan GRC
  • Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
  • Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
  • Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
  • Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
  • Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
  • Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

Finishing plafond gypsum dan GRC
  • Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan  di compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
  • Tutup semua kepala sekrup dengan compound  lalu gosok dengan ampelas halus.
  • Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

Langkah-langkah Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:                                                                           
  • Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di kehendaki
  • Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm diatasnya sesuai ketebalan plesteran.
  • Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar kepalaan    .
  • Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku 20.20.2 dapat dipakai sebagai kepalaan).
  • Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
  • Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
Gambar Langkah-langkah Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

  • Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
  • Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup seluruh pori-pori plesteran
  • Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
  • Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata
  • Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note : pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna)               
  • Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin potong keramik /cutter
  • Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin potong keramik   
  • Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.                   
  • Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang ukurannya sesuai dengan ukuran tali air

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat. Mencakup dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar bangunan yang dilapisi keramik atau cat.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat
Pelapis Dinding Keramik
Bahan:
  • Keramik untuk pelapis dinding menggunakan Homogenus tile ukuran 30 x 60 polished.
  • Cat dinding yang bermerk setara Vinilex dan untuk yang tidak terlindung atap menggunakan Weathershield.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik dan Cat
Pelapis Dinding Cat

Langkah Kerja :
  • Keramik direndam air hingga jenuh air.
  • Keramik terpasang disesuaikan dengan pola pemasangan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
  • Sebelumnya dibuatkan acuan kerja menggunakan benag agar permukaannya rata dan lurus
  • Adukan perekatnya 1 : 3
  • Lebar dan kedalaman siar-siar atau nat sama max. 3 mm membentuk garis lurus
  • Untuk dinding yang dicat permukaannya telah licin dan halus atau telah diaci, untuk bagian dalam dilapisi plamir. Pengecatan dilakukan hingga permukaan mencapai warna cat yang merata.

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan. Mencakup pekerjaan pengecatan pada permukaan baja, besi, kayu, plesteran tembok, plafond, list plafond dan beton

Bahan :
  • Merupakan cat yang bermerk dan produksi pabrik
  • Cat Dasar, cat pelapis dan cat penutup merupakan hasil dari pabrik yang sama
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan
Langkah Pengecatan Dinding

Langkah Kerja :
  • Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari ceceran cat
  • Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok
  • Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang menempel
  • Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dar pabrik yang sama
  • Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan permukaan cat dengan warna yang merata

Metode pelaksanan galian tanah pondasi

Langkah selanjutnya, setelah dilakukannya pekerjaan tiang pancang adalah pekerjaan galian pondasi. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut :
  • Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
  • Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
  • Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
  • Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
  • Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power)
  • Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck.
 Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut  Metode pelaksanan galian tanah pondasi


    Dibawah ini adalah tabel contoh kebutuhan bahan, perlatan  dan tenaga  kerja, serta waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi :
    Data Volume yang dikejakan sebesar :=278.04 m3
    Waktu penyelesaian Pekerjaan :
    Waktu pelaksanaan14.00 hr
    Kapasitas278.04 /14.00 = 19.86 m3/hr
    Kebutuhan Tenaga / hari :
    Pekerja0.4 x19.86 = 8 Org/hr
    Mandor0.04 x19.86 = 1 Org/hr
    9 Org/hr
    Site Engineer1 Org
    Pelaksana1 Org
    Juru ukur / surveyor1 Org
    Alat yang digunakan :
    Ganco= 10unit
    Pacul= 10unit
    Lempak= 10unit
    Sekrop= 10unit
    Waktu pelaksanaan :
    Dimulai=Bulan I
    Durasi waktu=14
    Lose waktu=3

    Metode pelaksanan galian tanah pondasi

    Langkah selanjutnya, setelah dilakukannya pekerjaan tiang pancang adalah pekerjaan galian pondasi. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut :
    • Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
    • Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
    • Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
    • Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
    • Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power)
    • Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck.
     Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut  Metode pelaksanan galian tanah pondasi


      Dibawah ini adalah tabel contoh kebutuhan bahan, perlatan  dan tenaga  kerja, serta waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi :
      Data Volume yang dikejakan sebesar :=278.04 m3
      Waktu penyelesaian Pekerjaan :
      Waktu pelaksanaan14.00 hr
      Kapasitas278.04 /14.00 = 19.86 m3/hr
      Kebutuhan Tenaga / hari :
      Pekerja0.4 x19.86 = 8 Org/hr
      Mandor0.04 x19.86 = 1 Org/hr
      9 Org/hr
      Site Engineer1 Org
      Pelaksana1 Org
      Juru ukur / surveyor1 Org
      Alat yang digunakan :
      Ganco= 10unit
      Pacul= 10unit
      Lempak= 10unit
      Sekrop= 10unit
      Waktu pelaksanaan :
      Dimulai=Bulan I
      Durasi waktu=14
      Lose waktu=3

      Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan pasir padat

      Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

      Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan pasir padat

      • Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
      • Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
      • Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
      • Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
      Contoh Perhitungan
      Data Volume yang dikejakan sebesar :=16.31 m3
      Material yang dibutuhkan dibutuhkan :
      Pasir Urug=19.57 m3
      Waktu penyelesaian Pekerjaan :
      Waktu pelaksanaan14.00 hr
      Kapasitas19.57 /14.00 = 1.40 m2/hr
      Kebutuhan Tenaga / hari :
      Pekerja0.3 x1.40 = 0.42 Org/hr
      Mandor0.01 x1.40 = 0.01 Org/hr
      - Org/hr
      Alat yang digunakan :
      Alat garuk pasir= 1unit
      Waktu pelaksanaan :
      Dimulai=Bulan I………..
      Durasi waktu=14 hari
      Lose waktu=3hari

      Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan pasir padat

      Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

      Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan pasir padat

      • Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
      • Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
      • Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
      • Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
      Contoh Perhitungan
      Data Volume yang dikejakan sebesar :=16.31 m3
      Material yang dibutuhkan dibutuhkan :
      Pasir Urug=19.57 m3
      Waktu penyelesaian Pekerjaan :
      Waktu pelaksanaan14.00 hr
      Kapasitas19.57 /14.00 = 1.40 m2/hr
      Kebutuhan Tenaga / hari :
      Pekerja0.3 x1.40 = 0.42 Org/hr
      Mandor0.01 x1.40 = 0.01 Org/hr
      - Org/hr
      Alat yang digunakan :
      Alat garuk pasir= 1unit
      Waktu pelaksanaan :
      Dimulai=Bulan I………..
      Durasi waktu=14 hari
      Lose waktu=3hari

      Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Plafond gypsum plat t = 9 mm rangka hollow

      Tatacara Pemasangan Rangka Hollow & Plafond gypsum   
      • Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan   
      • Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/ moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan   
      • Tentukan jarak penempatan kait penggantung
      • Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin kelurusan
      • Pasang paku kait dan rod/penggantung
      • Pasang rangka utama
      • Pasang rangka pembagi   
      • Pasang dan kencangkan klip / rod.
      • Pasang panel gypsum                                        
      • Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
      • Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu diampelas dan difinishing dengan cat
      Tatacara Pemasangan RAngka Plafond Gypsum

      Tatacara Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond
      • Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound
      • Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat dibersihkan dari debu dengan kuas bersih
      • Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon gypsum (sebagai tahap 1)
      • Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
      • Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu
      • Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal gunakanlah alat mesin amplas (Hand Sander) 

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Langit-langit (Plafond)

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Langit-langit (Plafond). Mencakup  semua  pekerjaan  pemasangan  langit-langit  (plafond)  sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja dan RKS.

      Bahan:
      • Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah papan kalsiboard dan Gypsum produk Jaya Board atau setara.
      • Rangka Plafond menggunakan Rangka Hollow 40x40 mm dan 20x40 mm dengan ketebalan 0,7 mm.
      • Bahan list plafond dari gypsum uk. 70x70.
      Tatacara Pemasangan Langit-langit (Plafond)

      Langkah Kerja:

      • Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat  penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.
      • Pemasangan  rangka plafond  ditimbang  rata  air  untuk  mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
      • Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat dipasangkan.
      • Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
      • Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .
      • Pemasangan  list  plafond  di  pasang  pada  setiap  permukaan  antara dinding  dan  plafond  dengan  cara  pemasangan  menggunakan  paku atau sekrup.

      Tatacara Pekerjaan Plesteran dan Acian

      Tatacara Pekerjaan Plesteran dan Acian. Mencakup seluruh permukaan pasangan bata yang telah terpasang dan tersusun rapi di ke 2 (dua) sisi permukaannya ditutup dengan plesteran dengan  ketebalan  antara  1,5  cm  sampai dengan bidang-bidang beton.



      Bahan:
      • Adukan yang dibuat dengan komposisi 1,5 pc : 2 pasir untuk permukaan beton, dinding transraam 1:2 dan yang lainnya 1:5.
      • Semen yang digunakan dari 1 merk buatan lokal yang terbaik.
       Langkah Kerja:
      • Persiapkan permukaan    yang akan diplester dengan dibersihkan     dan dibasahi  dengan  air  siarnya  dikorek sedalam 1 cm.
      • Pekerjaan-pekerjaan yang tertutup dengan plesteran seperti instalasi kelistrikan    di laksanakan terlebih dahulu instalasi    dengan mempersiapkan pipa-pipa kabel yang disetujui dan terpasang sesuai dengan gambar kerja  atau  setelah  disetujui oleh pengawas lapangan.
      • Plesteran diselesaikan dengan Papan plesteran dan jidar (kayu perata) atau menggunakan sekop baja.
      • Setiap sambungan antara plesteran  dibuat mulus.
      • Proses pengeringan dilaksanakan selama 7 hari tetap dibasahi atau disiram dengan air pada permukaannya.
      • Untuk permukaan  beton  yang  akan  diplester  terlebih  dahulu  dibuat kasar dan disiram air sebelum dilaksanakan pekerjaan plesteran seperti pada pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan dinding bata.
      • Semua permukaan  plesteran  setelah melalui  tahapan  pengeringan permukaan plesteran  kemudian dilaksanakan pekerjaan acian semen PC  dan  digosok  sampai  rata  dan  halus  serta  tidak  berombak  atau bergelombang

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci. Semua daun pintu dan jendela dipasang alat penggantung dan kunci yang sesuai.

      Bahan:
      • Kunci tanam untuk daun pintu eks lokal ( CISA,WILKA, atau setara).
      • Engsel menggunakan engsel stainless steel setara stanley, uk. 10 cm, warna sesuai dengan warna kusen.

      Langkah Kerja:
      • Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum  dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian dan jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan  kunci  sesuai  dengan  peruntukannya  pada  posisi  yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan lubang kunci.
      • Pemasangan kunci  menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan  lubang sekrup  tidak menggunakan  paku  untuk memperkuat dudukan kuncinya.
      • Untuk  daun  pintu  yang  terpasang  double  atau  dua  buah  daun dipasangkan espagnolet di salah satu sisi.
      • Untuk  tiap  jendela  dan  bouvenlict  dipasangkan  hak  penahan  dan grendel pengunci.

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Lantai Keramik

      Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Lantai Keramik. Mencakup seluruh permukaan dalam ruang-ruangan bangunan, teras-teras selasar termasuk tangga dan plint tangga

      Bahan :
      • Ubin keramik yang dipakai menggunakan homogenus tile ukuran 60 x 60 untuk ruangan serta ukuran 30 x 60 Unpolished umtuk kamar mandi
      • Keramik yang terkirim dikemas dalam dus dari pabriknya
      Pemasangan Lantai Keramik

      Langkah Kerja :
      • Permukaan lantai beton untuk landasan pemasangan keramik dilapisi pasir setebal 5 cm
      • Membuat acuan untuk kelurusan dan keratan permukaan keramik yang terpasang.
      • Keramik direndam air hingga jenuh air
      • Keramik terpasang disesuaikan dengan pola pemasangan yang ditunjukkan pada gambar kerja
      • Sebelumnya dibuatkan acuan kerja menggunakan benang agar pola permukaan rata dan lurus
      • Adukan perekatnya 1 : 3
      • Lebar dan kedalaman siar-siar atau dat sama max. 3 mm membentuk garis lurus.

      Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Bata

      pasangan dinding batu bata disusun ½ bata.
      Pekerjaan Pasangan Bata

      Bahan:
      • Batu bata (bata merah), Batu bata merah (dari tanah liat) yang digunakan adalah produksi dalam negeri eks Jatiwangi atau setaraf dari kualitas yang baik dengan uk. 5x10,5x22 cm (standar) melalui pembakaran yang sempurna. Dengan kondisi batu  bata  berwarna  merah  merata,  keras  dan  tidak  mudah patah, memiliki sudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.   Batu   Bata  yang  akan  digunakan  di ajukan  terlebih dahulu  kepada  direksi  atau pengawas lapangan.
      • Adukan;  Adukan terdiri dari  semen,  pasir  dan    air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata, dengan komposisi adukan adalah 1 pc: 5 pasir ditambah kapur untuk dinding biasa, dan untuk pasangan  bata kedap  air  komposisi  adukan adalah 1 pc: 3 ps
      • Beton Bertulang;  Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, untuk sloof, kolom praktis dan ring balok
      Pekerjaan pasangan bata dan kolom praktis

      Langkah Kerja:
      • Mempersiapkan Bahan-bahan yang digunakan danperalatan yang dibutuhkan beserta kelengkapannya.
      • Membuat acuan vertikal dan horizontal menggunakan benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak lurus
      • Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
      • Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom
      • Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya. Untuk dinding yang kedap air menggunakan adukan 1 : 2 dan untuk pasangan bata merah yang lainnya menggunakan adukan 1 : 5.

      Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

      Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan alat pancang hidrolik, yaitu sebagai berikut :
      1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat.
      2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna memudahkan dalam pengerjaannya.
      3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
      4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
      5. Melakukan pengukuran :
        • Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh Direksi/MK.
        • Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
        • Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
        • Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam keadaan/posisi vertikal.
        • Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
        • Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
          • Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
          • Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
          • Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.

          Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan al Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

        1. Pengujian Tiang pancang :
          • Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
          • Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
        2. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Hammer, Literatur dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
        3. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
          • Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi : Nomor referensi, Panjang tiang, Tanggal pengecoran, beban Kerja
          • Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
          • Pembangunan Gedung Kantor ....................................... Uraian syarat-syarat teknis pekerjaan struktur nomor : ................
          • Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian naksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang diijinkan pada beton dan massa alat pemukulnya juga harus diganti dengan yang sesuai, harus pula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada sambungansambungan.
          • Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pcmukulannya harus dikurangi.
          • Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up Lifting) tiang pancang.
          • Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut.
          • Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
          • Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.
          • Dalam pemancangan perlu diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang pancang diusahakan agar dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam harus dilakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.
        4. Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit min. 2 sudut yang berbeda
        5. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
        6. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer dilapaskan
        7. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter dari muka tanah terhadap kepala tiang pancang
        8. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya
        9. Axial Loading Test:
          • Axial loading test dilakukan pada setiap tiang pancang dimaksudkan untuk menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.
          • Untuk axial loading test ini kami menggunakan sistem Non Destructive Test yaitu Pile Driving Analysis (PDA) atau Shock Test dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pengetesan, dengan ketentuan beban loading test 200 % dari Design Load.
          • Beban percobaan pada pengujian ini harus sebesar 200 % dari design load untuk suatu Proving Test, pembebanan dilakukan mengikuti prosedur “Slow maintaned Load test” dengan cyclic loading berdasar ASTM D 1143-8, sedangkan pada Preleminary Loading test pembebanan minimal sebesar 300 % design load.
          • Jumlah preleminary loading test ditetapkan 2 (dua) titik tiang percobaan, sedapat mungkin pelaksanaan pemancangan tiang uji dilakukan disebelah lobang pemboran Penyelidikan Tanah.
          • Beban maksimum yang ditumpukan pada pengujian pendahuluan ini harus 3 (tiga) kali besar Design Load, setelah itu penambahan beban dilanjutkan sampai kelongsoran (failure) teljadi.
          • Apabila telah dicapai suatu keadaan pengujian sesuai dengan rencana, maka pemancangan harus dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan tanah kembali kepada kondisi semula. Pemancangan/Pemukulan tiang pancang dapat dilanjutkan kembali setelah selang waktu yang cukup untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dari keadaan semula.
        10. Lateral Loading Test :
          • Pengujian ini dilakukan untuk menentukan respon tiang terhadap pembebanan lateral.
          • Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah, sebagai percobaan digunakan used pile.
          • Untuk setiap tiang pancang yang dilakukan pengujian ini tidak boleh mengalami kegagalan struktural, untuk mengatasi kegagalan Pemborong harus memantau secara langsung hubungan antara beban dan defleksi lateral.
          • Persyaratan pelaksanaan Lateral Loading test mencakup hal-hal berikut :
            • Prosedur Pembebanan
            • Peralatan pengadaan beban
            • Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement
            • Laporan hasil pengujian
          • Pembebanan dilaksanakan dengan cyclic loading scsuai dengan persyaratan ASTM D 3966-81, beban percobaan ditetapkan sebesar maksimum 200 % x 5 % dari daya dukung izin vertikal tiang bor, kecuali ditentukan lain.
          • Pada bagian atas dari tiang pancang Pada tanah yang bcrada disekitar kepala tiang yang akan diuji, harus dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimal 5 %.
          • Lateral Displacement yang diijinkan untuk pengujian ini adalah sebesar 12 mm pada beban percobaan lateral maksimum.
          • Segera setelah pengujian beban dilakukan, Pemborong harus menyerahkan laporan lengkap tentang hasil pembebanan, agar dapat dilakukan evaluasi oleh Konsultan
          • Evaluasi akan dilakukan untuk menentukan daya dukung akhir tiang pancang tersebut. Kegagalan memenuhi daya dukung tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
        11. Catatan dan laporan instalasi tiang pancang mencakup :
          • Nama Proyek
          • Lokasi Tiang
          • Ukuran Tiang
          • Mutu Beton
          • Tanggal Cor Tiang
          • Beban Rencana Tiang
          • Maximum beban Jacking
          • Total panjang Tiang
          • Total Penetrasi Tiang
          • Tekanan Hidrolis pada setiap interval 1.00 m
          • Level muka tanah
          • Kedalaman penetrasi
          • Level ujung tiang
          • Cut-off level
          • Panjang effective tiang
          • Kondisi cuaca
          • Ganggunan yang timbul
          • Penyimpangan-penyimpangan sewaktu instalasi.

        Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

        Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan alat pancang hidrolik, yaitu sebagai berikut :
        1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat.
        2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna memudahkan dalam pengerjaannya.
        3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
        4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
        5. Melakukan pengukuran :
          • Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh Direksi/MK.
          • Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
          • Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
          • Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam keadaan/posisi vertikal.
          • Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
          • Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
            • Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
            • Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
            • Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.

            Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan al Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

          1. Pengujian Tiang pancang :
            • Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
            • Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
          2. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Hammer, Literatur dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
          3. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
            • Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi : Nomor referensi, Panjang tiang, Tanggal pengecoran, beban Kerja
            • Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
            • Pembangunan Gedung Kantor ....................................... Uraian syarat-syarat teknis pekerjaan struktur nomor : ................
            • Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian naksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang diijinkan pada beton dan massa alat pemukulnya juga harus diganti dengan yang sesuai, harus pula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada sambungansambungan.
            • Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pcmukulannya harus dikurangi.
            • Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up Lifting) tiang pancang.
            • Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut.
            • Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
            • Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.
            • Dalam pemancangan perlu diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang pancang diusahakan agar dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam harus dilakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.
          4. Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit min. 2 sudut yang berbeda
          5. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
          6. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer dilapaskan
          7. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter dari muka tanah terhadap kepala tiang pancang
          8. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya
          9. Axial Loading Test:
            • Axial loading test dilakukan pada setiap tiang pancang dimaksudkan untuk menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.
            • Untuk axial loading test ini kami menggunakan sistem Non Destructive Test yaitu Pile Driving Analysis (PDA) atau Shock Test dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pengetesan, dengan ketentuan beban loading test 200 % dari Design Load.
            • Beban percobaan pada pengujian ini harus sebesar 200 % dari design load untuk suatu Proving Test, pembebanan dilakukan mengikuti prosedur “Slow maintaned Load test” dengan cyclic loading berdasar ASTM D 1143-8, sedangkan pada Preleminary Loading test pembebanan minimal sebesar 300 % design load.
            • Jumlah preleminary loading test ditetapkan 2 (dua) titik tiang percobaan, sedapat mungkin pelaksanaan pemancangan tiang uji dilakukan disebelah lobang pemboran Penyelidikan Tanah.
            • Beban maksimum yang ditumpukan pada pengujian pendahuluan ini harus 3 (tiga) kali besar Design Load, setelah itu penambahan beban dilanjutkan sampai kelongsoran (failure) teljadi.
            • Apabila telah dicapai suatu keadaan pengujian sesuai dengan rencana, maka pemancangan harus dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan tanah kembali kepada kondisi semula. Pemancangan/Pemukulan tiang pancang dapat dilanjutkan kembali setelah selang waktu yang cukup untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dari keadaan semula.
          10. Lateral Loading Test :
            • Pengujian ini dilakukan untuk menentukan respon tiang terhadap pembebanan lateral.
            • Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah, sebagai percobaan digunakan used pile.
            • Untuk setiap tiang pancang yang dilakukan pengujian ini tidak boleh mengalami kegagalan struktural, untuk mengatasi kegagalan Pemborong harus memantau secara langsung hubungan antara beban dan defleksi lateral.
            • Persyaratan pelaksanaan Lateral Loading test mencakup hal-hal berikut :
              • Prosedur Pembebanan
              • Peralatan pengadaan beban
              • Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement
              • Laporan hasil pengujian
            • Pembebanan dilaksanakan dengan cyclic loading scsuai dengan persyaratan ASTM D 3966-81, beban percobaan ditetapkan sebesar maksimum 200 % x 5 % dari daya dukung izin vertikal tiang bor, kecuali ditentukan lain.
            • Pada bagian atas dari tiang pancang Pada tanah yang bcrada disekitar kepala tiang yang akan diuji, harus dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimal 5 %.
            • Lateral Displacement yang diijinkan untuk pengujian ini adalah sebesar 12 mm pada beban percobaan lateral maksimum.
            • Segera setelah pengujian beban dilakukan, Pemborong harus menyerahkan laporan lengkap tentang hasil pembebanan, agar dapat dilakukan evaluasi oleh Konsultan
            • Evaluasi akan dilakukan untuk menentukan daya dukung akhir tiang pancang tersebut. Kegagalan memenuhi daya dukung tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
          11. Catatan dan laporan instalasi tiang pancang mencakup :
            • Nama Proyek
            • Lokasi Tiang
            • Ukuran Tiang
            • Mutu Beton
            • Tanggal Cor Tiang
            • Beban Rencana Tiang
            • Maximum beban Jacking
            • Total panjang Tiang
            • Total Penetrasi Tiang
            • Tekanan Hidrolis pada setiap interval 1.00 m
            • Level muka tanah
            • Kedalaman penetrasi
            • Level ujung tiang
            • Cut-off level
            • Panjang effective tiang
            • Kondisi cuaca
            • Ganggunan yang timbul
            • Penyimpangan-penyimpangan sewaktu instalasi.