Apa itu Genteng Polycarbonate ? Inilah Kelebihan dan Kekurangannya

Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna bervariatif dan dijual per roll. Polycarbonate ada dua jenis yaitu polycarbonate rata dengan ronga dan polycarbonate bergelombang tanpa rongga. Polycarbonate biasanya digunakan di garasi,kanopi atau untuk atap tambahan. Harga Polycarbonate tergantung merk dan jenis. Pemasangan polycarbonat untuk rangka kayu menggunakan paku,sedangkan untuk rangka baja menggunakan mur baut.
Polycarbonate berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna bervariatif dan dijual per rol Apa itu  Genteng Polycarbonate ? Inilah Kelebihan dan Kekurangannya


Tips sederhana memilih kualitas polikarbonat (polycarbonate) adalah dengan menekan kuat dengan jari penampang berongga pada lembaran polikarbonat, jika berkualitas jelek maka konstruksi berongga polikarbonat yang ditekan tadi tidak akan kuat menahan tekanan jari ('penyok'), anda bisa lakukan test ini pada beberapa merk polikarbonat yang berbeda lebih disarankan lagi anda lakukan test ini pada polikarbonat dengan harga yang termahal dan pada harga yang termurah untuk lebih jelas melihat perbedaannya.

Kelebihan dari polycarbonate adalah :
  1. Dapat meredam radiasi matahari
  2. Dicetak dalam bentuk lembaran,sehingga mudah bila dipakai di luasan yang besar.
  3. Cepat dalam pemasangan
  4. Mudah di dapat di pasaran
  5. Kedap air
  6. Bebas rayap

Kekurangan dari Polycarbonate adalah :
  1. Harganya mahal
  2. Polycarbonate berongga rentan terhadap jamur dan sulit dibersihkan

Genteng Sirap, Kelebihan dan kekurangannya

Atap sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan nama kayu besi atau kayu bulian. Kayu ulin berasal dari daerah Kalimantan dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, bantalan kereta api, dan perkapalan.
 Atap sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan nama kayu besi atau kayu bulia Genteng Sirap, Kelebihan dan kekurangannya
Macam bentuk Genteng sirap

Bentuk atap sirap biasanya berupa lembaran tipis memanjang yang dihasilkan dari belahan kayu ulin. Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna coklat kehitaman. Ukuran 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6 x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5 (masing-masing dalam satuan cm). Lembaran tipis tersebut dikemas dalam ikatan.

Saat ini pemerintah memperketat perdagangan dan pemanfaatan kayu ulin, sehingga peredaran atap sirap dari kayu ulin sangat berfluktuatif, bahkan terkadang sulit menemukan atap sirap di pasaran. Oleh karena itu kini mulai diproduksi atap sirap dari bahan kayu merbau sebagai alternatif pengganti atap sirap dari kayu ulin. Merbau merupakan salah satu jenis kayu keras dan biasanya dimanfaatkan dalam konstruksi bangunan, jembatan, parket (flooring), pintu dan jendela, dan lain-lain. Berbeda dengan atap sirap ulin, atap sirap merbau ini berwarna coklat kekuningan.

Kelebihan dari atap sirap :
  • bahannya cukup ringan
  • bersifat isolisasi terhadap panas

Kekurangan menggunakan atap sirap :
  • pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah
  • bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.
Bandingkan denngan spesifikasi genteng lain, seperti genteng polycarbonate atau genteng aspal

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Genteng Asbes (Fiber Semen)

Asbestos (selanjutnya akan saya sebut asbes), merupakan gabungan enam mineral silikat alam. Penutup atap dari bahan asbes sangat akrab dengan masyarakat, selain harganya murah dan pemasangannya mudah, karena atap asbes memiliki bobot yang ringan sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang khusus.

 merupakan gabungan enam mineral silikat alam Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Genteng Asbes (Fiber Semen)


Kelebihan :
Atap jenis lembaran ini umumnya masih dijual di pasaran dan banyak yang menggunakannya dengan berbagai pertimbangan antara lain karena lebih murah dibandingkan genting,pemasangan relatif lebih mudah, dan tidak membutuhkan banyak kayu reng tidak mudah bocor dan ruangan menjadi sejuk karena sifat asbes yang tidak menyerap panas.

Kekurangan :
Penggunaan asbes sebagai atap rumah menurut para ahli kesehatan sebetulnya kurang baik karena dapat menyebabkan penyakit.Hal ini terjadi karena serat asbes dalam bentuk partikel mudah lepas dan beterbangan, sehingga bila terhirup penghuninya akan dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

Mengenal Jenis-Jenis Genteng

Genteng merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang paling umum digunakan di Indonesia.
Genteng seperti penutup atap lainnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan

Selain itu tampilan genteng menjadi hal yang penting dalam membantu penampilan aksen sebuah rumah.

Dengan mengetahui jenis genteng beserta kelebihan dan kekurangannya, diharapkan Anda dapat memilih genteng yang tepat untuk rumah Anda. Pemilihan jenis dan warna genteng yang tepat tentunya akan menambah estetika rumah tersebut.

Sebagai konsumen haruslah pintar-pintar dalam memilih jenis genteng. Soalnya, sebagai pelindung rumah ini harus tahan dari sengatan panas sang surya atau terpaan hujan, atap rumah seharusnya berdaya tahan tinggi, tak mengidap banyak kelemahan.

Berikut ini kita bisa menyimak macam-macam genteng seperti :
  1. Genteng keramik
  2. Genteng Beton
  3. Genteng Metal
  4. Genteng aspal
  5. Genteng Policarbonat
  6. Genteng Sirap
  7. Genteng Asbes

Metode Kerja Pembesian untuk balok dan pelat beton bangunan bertingkat

Berikut ini dijelaskan metode kerja pembesian untuk balok dan pelat, yang disertai contoh perhitungan bahan, tenaga kerja dan alat-alat kerja yang dibutuhkan

Pembesian Balok 
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut :
  • Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.   
  • Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton. 
  • Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat.  Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.

 Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah pemasangan b Metode Kerja Pembesian untuk balok dan pelat beton bangunan bertingkat
Pembesian Pelat lantai
  • Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
  • Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
  • Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
  • Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah pelat.
  • Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
  • Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
Contoh Perhitungan Bahan dan Tenaga Kerja 

Data Volume yang dikejakan sebesar :=67.20 m3 (Volume balok beton)
Data Volume yang dikejakan sebesar :=133.4 m3 (Volume pelat beton)
Volume Pembesian balok :=6,048.0 kg (U 32)
2,528.1 kg (U 24)
Volume Pembesian Pelat :=10,538 kg (U 24)
19,114 kg

Material yang dibutuhkan dibutuhkan :
1Besi Beton ( Polos / Ulir )1.05x19,114 =20,070 kg
2Kawat Beton0.02x19,114 =286.71 kg
Waktu penyelesaian Pekerjaan :
Waktu pelaksanaan9.00 hr
Kapasitas19,114 /9.00 = 2,123.8 kg/hr

Kebutuhan Tenaga / hari :
Pekerja0.007 x2,123.8 = 14.9 Org/hr
Tukang Besi0.007 x2,123.8 = 14.9 Org/hr
Kepala Tukang0.001 x2,123.8 = 1.5 Org/hr
Mandor0.000 x2,123.8 = 0.6 Org/hr
31.86 Org/hr
Alat yang digunakan :
Mesin pemotong besi= 2unit
Alat pembengkok besi= 4set
Tang= 8set

Waktu pelaksanaan :
Dimulai=Bulan II( minggu VI,VII,VIII)
Durasi waktu=9 hari
Lose waktu=1hari

Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan alat pancang hidrolik, yaitu sebagai berikut :
  1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver alat.
  2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis guna memudahkan dalam pengerjaannya.
  3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
  4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
  5. Melakukan pengukuran :
    • Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh Direksi/MK.
    • Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
    • Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
    • Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam keadaan/posisi vertikal.
    • Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
    • Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
      • Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
      • Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
      • Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.

      Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang menggunakan al Metode Pemancangan Beton Tiang Pancang

    1. Pengujian Tiang pancang :
      • Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
      • Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
    2. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Hammer, Literatur dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
    3. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
      • Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi : Nomor referensi, Panjang tiang, Tanggal pengecoran, beban Kerja
      • Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
      • Pembangunan Gedung Kantor ....................................... Uraian syarat-syarat teknis pekerjaan struktur nomor : ................
      • Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian naksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan tegangan maksimum yang diijinkan pada beton dan massa alat pemukulnya juga harus diganti dengan yang sesuai, harus pula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan energi pada sambungansambungan.
      • Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pcmukulannya harus dikurangi.
      • Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up Lifting) tiang pancang.
      • Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila mengalami hal tersebut.
      • Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
      • Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan dan disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.
      • Dalam pemancangan perlu diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang pancang diusahakan agar dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam harus dilakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.
    4. Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit min. 2 sudut yang berbeda
    5. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
    6. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer dilapaskan
    7. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter dari muka tanah terhadap kepala tiang pancang
    8. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah berikutnya
    9. Axial Loading Test:
      • Axial loading test dilakukan pada setiap tiang pancang dimaksudkan untuk menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut bekerja secara aksial pada tiang pancang yang bersangkutan.
      • Untuk axial loading test ini kami menggunakan sistem Non Destructive Test yaitu Pile Driving Analysis (PDA) atau Shock Test dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pengetesan, dengan ketentuan beban loading test 200 % dari Design Load.
      • Beban percobaan pada pengujian ini harus sebesar 200 % dari design load untuk suatu Proving Test, pembebanan dilakukan mengikuti prosedur “Slow maintaned Load test” dengan cyclic loading berdasar ASTM D 1143-8, sedangkan pada Preleminary Loading test pembebanan minimal sebesar 300 % design load.
      • Jumlah preleminary loading test ditetapkan 2 (dua) titik tiang percobaan, sedapat mungkin pelaksanaan pemancangan tiang uji dilakukan disebelah lobang pemboran Penyelidikan Tanah.
      • Beban maksimum yang ditumpukan pada pengujian pendahuluan ini harus 3 (tiga) kali besar Design Load, setelah itu penambahan beban dilanjutkan sampai kelongsoran (failure) teljadi.
      • Apabila telah dicapai suatu keadaan pengujian sesuai dengan rencana, maka pemancangan harus dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan tanah kembali kepada kondisi semula. Pemancangan/Pemukulan tiang pancang dapat dilanjutkan kembali setelah selang waktu yang cukup untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan dari keadaan semula.
    10. Lateral Loading Test :
      • Pengujian ini dilakukan untuk menentukan respon tiang terhadap pembebanan lateral.
      • Jumlah lateral loading test adalah 1 (satu) buah, sebagai percobaan digunakan used pile.
      • Untuk setiap tiang pancang yang dilakukan pengujian ini tidak boleh mengalami kegagalan struktural, untuk mengatasi kegagalan Pemborong harus memantau secara langsung hubungan antara beban dan defleksi lateral.
      • Persyaratan pelaksanaan Lateral Loading test mencakup hal-hal berikut :
        • Prosedur Pembebanan
        • Peralatan pengadaan beban
        • Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement
        • Laporan hasil pengujian
      • Pembebanan dilaksanakan dengan cyclic loading scsuai dengan persyaratan ASTM D 3966-81, beban percobaan ditetapkan sebesar maksimum 200 % x 5 % dari daya dukung izin vertikal tiang bor, kecuali ditentukan lain.
      • Pada bagian atas dari tiang pancang Pada tanah yang bcrada disekitar kepala tiang yang akan diuji, harus dipadatkan sampai pada “cut off level” dengan nilai CBR minimal 5 %.
      • Lateral Displacement yang diijinkan untuk pengujian ini adalah sebesar 12 mm pada beban percobaan lateral maksimum.
      • Segera setelah pengujian beban dilakukan, Pemborong harus menyerahkan laporan lengkap tentang hasil pembebanan, agar dapat dilakukan evaluasi oleh Konsultan
      • Evaluasi akan dilakukan untuk menentukan daya dukung akhir tiang pancang tersebut. Kegagalan memenuhi daya dukung tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
    11. Catatan dan laporan instalasi tiang pancang mencakup :
      • Nama Proyek
      • Lokasi Tiang
      • Ukuran Tiang
      • Mutu Beton
      • Tanggal Cor Tiang
      • Beban Rencana Tiang
      • Maximum beban Jacking
      • Total panjang Tiang
      • Total Penetrasi Tiang
      • Tekanan Hidrolis pada setiap interval 1.00 m
      • Level muka tanah
      • Kedalaman penetrasi
      • Level ujung tiang
      • Cut-off level
      • Panjang effective tiang
      • Kondisi cuaca
      • Ganggunan yang timbul
      • Penyimpangan-penyimpangan sewaktu instalasi.

    Metode pelaksanan galian tanah pondasi

    Langkah selanjutnya, setelah dilakukannya pekerjaan tiang pancang adalah pekerjaan galian pondasi. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut :
    • Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
    • Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
    • Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
    • Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
    • Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power)
    • Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck.
     Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut  Metode pelaksanan galian tanah pondasi


      Dibawah ini adalah tabel contoh kebutuhan bahan, perlatan  dan tenaga  kerja, serta waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan galian pondasi :
      Data Volume yang dikejakan sebesar :=278.04 m3
      Waktu penyelesaian Pekerjaan :
      Waktu pelaksanaan14.00 hr
      Kapasitas278.04 /14.00 = 19.86 m3/hr
      Kebutuhan Tenaga / hari :
      Pekerja0.4 x19.86 = 8 Org/hr
      Mandor0.04 x19.86 = 1 Org/hr
      9 Org/hr
      Site Engineer1 Org
      Pelaksana1 Org
      Juru ukur / surveyor1 Org
      Alat yang digunakan :
      Ganco= 10unit
      Pacul= 10unit
      Lempak= 10unit
      Sekrop= 10unit
      Waktu pelaksanaan :
      Dimulai=Bulan I
      Durasi waktu=14
      Lose waktu=3